MASIGNALPHAS2101
994769863715964068

Peningkatan Sosial Ekonomi Rumah Tangga Untuk Mengurangi Masalah Stunting di Indonesia

Peningkatan Sosial Ekonomi Rumah Tangga Untuk Mengurangi Masalah Stunting di Indonesia
Add Comments
Kamis, 11 Mei 2023

Baca Juga

 


Indonesia merupakan Negara multikultural yang memiliki banyak keanekaragaman hayati yang bisa di manfaatkan oleh masyarakat sekitarnya. Tidak hanya itu, selain keanekaragaman hayati yang di miliki sumber daya manusia sangat mudah di temukan di Indonesia. Namun, selain banyaknya sumber daya alam dan sumber daya manusia yang di miliki Indonesia masih mengalami banyak kelemahan untuk meningkatkan sosial ekonomi sebagai penunjang permasalahan kesejahteraan sosial yang berada di Indonesia.

Salah satu permasalahan besaar yang terjadi di Indonesia saat ini yaitu meningkatnya kasus stunting terhadap balita dan anak – anak. Kasus stunting merupakan permasalahan sosial multisektoral yang mana pengentasan masalah tersebut membutuhkan sinergi dan kolaborasi dari berbagai kalangan masyarakat. Kasus stunting yang terjadi di Indonesia menjadi perhatian public terutama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak (KemenPPPA).

Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka, pemerintah mulai mengkaitkan isu kesetaraan gender dalam keluarga terutama dalam rumah tangga yang kaitanya sangat erat dengan isu stunting. Hal ini perlu dilakukan oleh pemerintah jika masih ditemukan perbedaan peran dalam rumah tangga maka tidak heran jika kasus stunting akan terus bertambah nilainya. Berbeda jika permasalahaan isu kesetaraan gender dalam keluarga mampu di hilangkan maka, setiap rumah tangga memiliki kemampuan untuk bekerja sama menyediakan kontribusi yang baik bagi setiap keluarganya.

Jumlah kasus stunting yang terjadi di Indonesia menurut Kementrian Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan dan Anak yaitu  pravelensi stunting nasional pada tahun 2018 – 2024. Hasil survey tersebut menunjukkan bahwa 21,6% mengalami penurunan menjadi 2,8% dari tahun 2021 sebesar 24,4%. Pada proses pengurangan angka tersebut, maka peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk melakukan perbaikan kualitas SDM sebagai bentuk percepatan penurunan stunting yang terjadi.

Proses penurunan masalah stunting dibutuhakn peran perempuan yang sangat menentukan keberhasilan penanganan kasus stunting yang sedang terjadi. Berbagai upaya untuk menjalankan kasus penurunan tersebut pemerintah memiliki dua upaya yaitu sebagai berikut : Pertama, melakukan intervensi secara langsung yaitu melakukan pemenuhan gizi yang spesifik di sektor kesehatan Balita dan Keluarga. Kedua, yaitu melakukan intervensi tidak langsung yaitu dilakukanya intervensi gizi sensitive pada sektor non kesehatan.

Beberapa upaya tersebut dapat dilaksanakan dengan baik apabila kolaborasi antara pemerintah, lembaga kesehatan, lembaga kesejahteraan sosial beserta masyarakat saling bekerja sama dengan baik. Lalu untuk menganilisis pengaruh kondisi sosial ekonomi rumah tangga untuk mengurangi permasalahan stunting yaitu dengan melakukan pencegahan dan pelayanan yang maksimal. Beberapa pencegahan dan pelayanan sosial tersebut bisa berupa pemenuhan kebutuhan pangan dan sanitasi air bersih.

Hal ini dijelaskan oleh lee dalam penelitian umar bahwasanya peningkatan konsumsi makanan akan meningkatkan kebutuhan gizi dan nutrisi yang sangat di perlukan oleh balita dan anak – anak di masa pertumbuhanya. Selain peningkatan kebutuhan pangan, tingkat pendidikan menjadi poin utama untuk mengurangi permasalahan stunting. Tingkat pendidikan orang tua terutama ibu, risiko terjadi stunting akan semakin rendah begitupun sebaliknya. Jika, tingkat pendidikan orang tua rendah maka pravelensi stunting terhadap balita dan anak – anak akan meningkat.

Selain itu dapat terlihat dari status pekerjaan ibu juga akan mempengaruhi tinggi rendahnya kasus stunting yang akan terjadi. Hasil suatu penelitian pernah menunjukkan bahwasanya jika perempuan bekerja di luar rumah, maka akan meningkatkan pendapatan rumah tangga. Hal ini menjadi alasan jika pendapatan rumah tangga semakin tinggi maka, kebutuhan rumah tangga akan terpenuhi dengan baik begitu pravelensi angka stunting juga akan mengalami penurunan.

Selanjutnya yaitu jumalh tanggung yang ada di internal keluarga akan mempengaruhi berkurangnya asupan ASI kepada anak – anak maupun balita. Penelitian umar menunjukkan bahwanya balita yang diberi asi sebesar 0,92 kali akan terhindar stunting di bandingkan dengan balita yang tidak diberikan asi sama sekali. Selain asi yang sangat penting sebagai pertumbuhan dan perkembangan balita dan anak – anak, imuniasasi memiliki pengaruh besar juga terhadap permasalahan stunting. Hal ini terlihat dari, balita yang diberi imunisasi secara lengkap sebesar 0,93 kali akan terhidar dari stunting dibandingkan dengan yang tidak diberikan imunisasi sama sekali.

Selain itu sanitasi dan penanganan sampah menjadi bagian pokok pemerintah untuk selalu menjaga kenyamanan, kebersihan dan keamanan lingkungan. Sanitasi dan penanganan sampah yang tidak aman maka akan terjadi 0,85 kali kasus stunting meningkat dibandingkan dengan adanya kebijakan pemerintah untuk selalu menjaga, merawat lingkungan dengan baik. Maka dari beberapa cara di atas bisa di praktikkan oleh setiap elemen masyarakat untuk sama – sama mengurangi kasus stunting yang terjadi Indonesia, semoga Indonesia dapat terhindar dari kasus stunting tersebut.

ranahcahaya.com

Halo semuanya, Ranahcahaya.com merupakan sebuah situs media berbasis website dengan menyajikan informasi-informasi menarik di sebuah kehidupan. Semoga bermanfaat