Baca Juga
Stunting
menjadi permasalahan sosial besar di Indonesia, hal ini terlihat bahwasanya
lembaga – lembaga terkait sedang gencar – gencar mensosialisasikan pencegahan
stunting kepada anak dan ibu di masa kehamilanya. Maka, tidak heran pemerintah melakukan
berbagai upaya pencegahan kasus stunting untuk mengurangi angka yang ada. Sebelumnya
penulis akan membahas mengenai stunting dengan jelas menuju aspek kesejahteraan
sosial.
Jadi,
stunting merupakan keadaan dimana balita mengalami malnutrisi yang ada kaitanya
dengan penerimaan asupan gizi pada masa – masa awal kehamilan, sehingga akibat
kondisi tersebut termasuk dalam katogeri kekurangan gizi kronis. Pendapat lain
mengenai stunting yaitu permasalahan yang terjadi dalam lingkup kesehatan yang
di alami oleh balita yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti : keadaan
perekonomian rendah, asupan gizi yang kurang, riwayat penaykit bawaan yang
dialami oleh bayi dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Namun, jangan heran jika
stunting umumnya ditemukan di Negara – Negara dengan kondisi perekonomian
rendah.
Permasalahan
stunting tidak muncul begitu saja, akan tetapi ada beberapa faktor yang
menyebabkan stunting dapat terjadi kepada balita seperti : pertama, yaitu
adanya penyebab langsung yang terjadi biasanya bayi yang mengalami stunting
merupakan bayi yang berjenis kelamin laki – laki. Selain itu, masa dan berat
bayi sangat rendah atau berada dalam batas abnormal serta asupan makanan yang
bergizi sangat minim didapatkan oleh bayi saat dikandungan maupun setelah di
lahirkan.
Sedangkan
penyebab tidak langsung yang di alami oleh bayi stunting yaitu biasanya di
tandai dengan pengaruh pengasuhan yang diberikan orang tua kepada anak,
minimnya wawasan dan pengetahuan orang tua terkait edukasi kesehatan hamil
serta gizi seimbang selama masa kehamilan dan pertumbuhan bayi. Selain penyebab
langsung dan penyebab tidak langsung yang terjadi kepada bayi ada beberapa
faktor penyebab lainya karena keterbatasan akses mengenai layanan kesehatan untuk
ibu hamil, keterbatasan keluarga untuk mengakses makanan bergizi serta minimnya
kepemilikan akses masyarakat terhadap air bersih dan kualitas sanitasi yang ada
di dalam rumah tangga.
Balita
yang mengalami perawakan pendek (stunting) dapat memiliki dampak kesehatan yang
beraneka ragama seperti yang telah di jelaskan oleh WHO yaitu sebagai berikut :
pertama, dampak jangka pendek biasanya balita yang mengalami stunting memiliki
peluang untuk mengalami peningkatan sakit bahkan bisa sampai mengalami kematian
terhadap balita seperti gangguan motoric maupun kognitif. Kedua, yaitu jangka
panjang biasanya balita yang mengalami stunting keadaan fisinya tidak
proporsional, selain itu stunting juga mengakibatkan resiko obesitas dimasa
yang akan datang.
Maka,
dengan adanya kasus lonjakan stunting tersebut akan mempengaruho kondisi
kesejahteraan sosial masyarakat. Untuk itu dibutuhkan upaya penanggulangan
kasus stunting yang melibatkan multi stakeholders sehingga kemudian balita –
balita diseluruh Indonesia menuju kondisi sejahtera. Aktifitas pelaksanaan
inilah yang perlu di canangkan oleh pemerintah dimana perlu dimulai dari
kelompok masyarakat dengan melakukan gerakan yang dijalankan oleh, dari dan
untuk masyarakat.
Untuk
itu, masyarakat diharapkan mampu melihat, mengenali dan menganalisis masalah –
masalah yang ada disekitar, terutama permasalahan stunting untuk mencari solusi
jitu untuk menangani permasalahan tersebut. sehingga dengan adanya permasalahan
tersebut mengajarkan kepada masyarakat untuk berkembang dengan meningkatkan
keterampilan dalam mendayagunakan keseluruhan potensi untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat yang hakiki.
comment 0 comments
more_vert