Baca Juga
Perkembangan
teknologi yang semakin maju memicu adanya perubahan yang terjadi di lingkungan
masyarakat. Perubahan – perubahan yang terjadi memicu seseorang untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup untuk menjadi lebih baik. Biasanya setiap
individu memiliki caranya sendiri untuk melakukanya dengan berpartisipasi aktif
dalam sektor publik.
Individu
yang berpartisipasi dalam sektor publik tidak hanya dilakukan oleh kaum laki –
laki saja, akan tetapi kaum perempuan juga ikut andil dalam membantu
memperbaiki kualitas hidup dan berpartisipasi aktif dalam ranah publik salah
satunya yaitu buruh pabrik. Salah satu faktor yang memicu perempuan ikut andil
sebagai buruh yaitu faktor ekonomi. Hal ini juga yang memicu seorang perempuan
harus menjalankan peran gandanya untuk menjalankan aktivitas kehidupan dengan
keluarga (ibu rumah tangga) dengan pencari nafkah.
Maka,
tidak heran jika peran ganda yang di pikul oleh beberapa perempuan inilah yang
menjadi dilma etis seorang buruh perempuan. Selain itu, buruh perempuan seringkali
timbul konflik – konflik yang cukup pelik saat menjalankan peranya. Selain itu
konflik yang terjadi mampu memicu permasalahan psikologis buruh maupun dampak
terhadap keluarganya. Permasalahan psikologis yang seringkali di alami oleh
buruh perempuan yaitu stress, emosi tidak stabil, mudah marah, lelah fisik
serta gangguan kesehatan lainya.
Selain
itu dampak buruh perempuan terhadap keberfungsian keluarga biasanya memicu
permasalahan internal seperti hubungan buruh dengan keluarga besar kurang
harmonis, hubungan orang tua dengan anak tidak baik, suasana rumah sepi, tegang
dan tidak ada kehangatan didalamnya, semua orang pada sibuk dengan rutinitasnya
sendiri sendiri. Maka, beberapa konflik yang sering terjadi dengan buruh
perempuan inilah yang menjadi dilema etis yang di rasakan oleh seseorang dalam
menjalankan aktivitasnya gandanya.
Maka,
pihak perusahaan harusnya melakukan evaluasi terahadap pelayanan yang diberikan
kepada setiap buruh, terutama buruh perempuan. Kenapa hal ini perlu dilakukan,
karena diskriminasi gender dalam sektor publik untuk laki – laki dengan perempuan
masih sangat amat kental di temukan di kalangan buruh perusahaan. Untuk itu,
perusahaan sudah harus memulai evaluasi dan branding diri dengan memberikan
pelayanan konseling kepada setiap karyawanya supaya dapat memebantu
menyelesaikan pekerjaanya dan mampu meningkatkan kualitas kinerja tanpa
mempengaruhi kualitas kinerja dan peranya sebagai ibu rumah tangga.
Selain
perusahaan yang harus memulia untuk mengevaluasi setiap pelayanan yang
diberikan pemerintah juga harus tegas memberikan kebijakan mengenai jam kerja,
masa cuti dan gaji yang sesuai kepada buruh perempuan tanpa adanya diskriminasi
gender antara perempuan dan laki – laki.
comment 0 comments
more_vert