Baca Juga
Pekerja
sosial medis memiliki beberapa pengertian menurut para ahli seperti Skidmore,
Trackery dan Farley (1994) bahwa pekerja sosial medis (selanjutnya peksos medis) merupakan praktik kerja sama pekerja
sosial dalam bidang kesehatan dan program – program pelayanan kesehatan
masyarakat. Nah praktik pekerja sosial dalam bidang kesehatan inilah yang
mengarah pada penyakit yang disebabkan atau berhubungan dengan tekanan sosial
yang mengakibatkan kegagalan dalam pelaksanaan fungsi relasi sosial. Maka,
sebagaimana pemaparan makna tentang pekerja sosial menurut para ahli bahwa
pekerja sosial medis bukan hanya diperlukan di rumah sakit saja, tetapi program
pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan pencegahan maupun pengembangan
untuk mengembalikan keberfungsian sosial klien.
Pekerja
sosial merupakan salah satu profesi baru yang dapat menjadi mitra profesi
kedokteran, keperawatan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan. Peksos medis
sangat dibutuhkan karena masyarakat mulai menyadari bahwa persoalan penyakit manusia
bukan hanya menyangkut aspek biofisik, tetapi juga menyangkut aspek penting
seperti ekonomi, sosial dan emosional. Menurut Mienna Field (seorang tokoh
peksos medis) menganggap bahwa tugas pekerja sosial tidak hanya dibatasi dengan
tembok rumah sakit. Maka, dengan adanya peksos medis semua elemen profesi dapat
saling membantu satu dengan yang lain untuk proses penyembuhan klien.
Dalam
rangka penyembuhan dan pemulihan klien tidak hanya dilaksanakan di rumah sakit.
Akan tetapi bisa dilakukan di rumah atau pusat perawatan khusus di lingkungan
masyarakat. Upaya yang bisa dilaksanakan untuk mewujudkan keberhasilan
pelayanan kesehatan dapat senantiasa terus dilakukan terutama dengan meningkatkan
kualitas peksos medis. Maka dari itu, untuk mencapai keberhasilan tersebut
diperlukan pendidikan, pelatihan pekerja sosial medis secara formal di
perguruan tinggi pekerja sosial di Indonesia. Harapanya dengan adanya
pembekalan tersebut dapat meningkatkan kerjasama yang sinergis dan efektif di
antara berbagai profesi di bidang kesehatan.
Adapun
Untuk meningkatkan kerja sama yang sinergis dan efektif pekerja sosial medis
perlu melakukan beberapa tahapan yang perlu dilakukan oleh peksos medis. Maka, peran
dari peksos menurut Heru Sakoco ada enam di antaranya yaitu : (1) sebagai Enabler (mempercepat perubahan)
bagaimana fungsi dari pekerja sosial yaitu mengidentifikasi dan mengembangkan
kapasitasnya untuk mengatasi masalah individu, keluarga maupun masyarakat yang
bersangkutan, (2) Educator
(pendidikan) menyampaikan segala
informasi yang baik dan benar supaya
lebih mudah untuk dipahami individu, kelompok, dan masyarakat untuk menyuarakan
perubahan, (3) Broker (sebagai
perantara) seorang pekerja sosial dapat menjadi penghubung antara individu
dengan masyarakat lain ataupun lembaga kemasyarakatan, (4) Expert (Tanaga Ahli) untuk memberikan saran dan dukungan moral yang
berkaitan dengan informasi supaya dapat diterima baik oleh individu, masyarakat
atupu kelompok, (5) Social Planner (perencana sosial) untuk mengumpulkan data mengenai
masalah klien lalu menganalisa dan memberikan alternative tindakan yang
rasional untuk permasalahan tersebut selanjutnya yaitu, (6) Fasilitator memberikan dukungan untuk
proses perubahan.
Dapat
dilihat bahwa profesi peksos medis di Yogyakarta hanya ada di RSUP Dr.
Sardjito, hal ini sangat disayangkan mengingat peran yang di emban peksos dalam
upaya membantu proses pemulihan klien. Profesi peksos medis di RSUP Dr Sardjito
berada di IRM (Instalasi Rehabilitasi Medik). Pelayanan rehabilitiasi medic
yaitu pelayanan kesehatan terhadap gangguan fisik dan fungsi yang di akibatkan
oleh keadaan seperti sakit, penyakit atau cidera melalui intervensi medik,
keterapian fisik dan rehabilitatif untuk mencapai kemampuan fungsi yang
optimal. Adapun pekerja sosial dalam
mebjalankan profesinya memiliki beberapa tahapan yaitu sebagai berikut : Engagement adalah suatu periode awal dimana
peksos berorientasi terhadap dirinya sendiri dan keterlibatan pasien guna untuk
menyampaikan maksud dan tujuan. Pada proses engagement inilah terjadinya
komunikasi dan menimbulkan kesan baik terhadap klien. Maka, pekerja sosial di
tuntut untuk mampu mendapat trust dari pasien guna terciptanya kenyamanan
pasien. Hal tersebut sangat diperlukan untuk merumuskan hipotesa – hipotesa
mengenai permasalahan yang sedang dihadapi.
Pada tahap ini seorang peksos medis mendapatkan klien yang mengalami
Post Stroke yang berinisial HS usia 59 Tahun. Proses engagement dimuali untuk
memperkenalkan diri serta menyampaikan maksud dan tujuan pasien. Selanjutnya
meminta pasien tersebut menjadi klien tetap. Jika pasien menerima kehadiran
peksos medis, maka selanjutnya bisa menjelaskan mengenai tahap – tahap dan
kegiatan yang akan dilakukan
Asessment
yaitu kegiatan pencarian data untuk mendapatkan pemahamandan perumusan masalah
yang dihadapi oleh klien. Proses ini dilakukan untuk mendapatkan penilaian
terhadap situasi, data, fakta dasar, perasaan dan keadaan yang terlibat di
dalamnya, adapu kegitan yang dilakukan wawancara kepada dengan klien sebagai
sumber informasi, kemudia wawancara kepada keluarga pasien (istri dan anak),
dengan petugas terapi RSUP Dr. Sardjito, masyarakat lingkungan pasien dan rekan
– rekan pasien. Maka proses assessment menjadi bagian terpenting untuk
mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh klien. Beberapa kegiatan
assessment yang perlu dilakukan yaitu sebagai berikut : Home visit dan
mengikuti aktiviatas yang dilakukan oleh klien. Rencana Intervensi yaitu proses penentuan rencana dan membuat
susunan rencana intervensi. Pada proses penentuan rencana telah selesai maka,
pekerja sosial medis dapat menawarkan program yang sudah disusun kepada klien
untuk mendapatan kesepakatan bersama dan pelaksanaanya. Kegiatan tersebut perlu
dilakukan oleh pekerja sosial sebagai bentuk penerapan prinsip Self Determination bahwa keputusan tetap
berada ditangan klien. Adapun rencana program yang akan dilakukan yaitu :
mendampingi klien dengan tujuan untuk menggalui lebih dalam permasalahan klien
dan menerapkan intervensi dengan klien, untuk mencairkan suasana selama proses
terapi sedang dilakukan dan menjadikan klien sebagai modeling dengan tujuan
dapat menjadi inspirasi dan semangat bagi klien Post Stroke untuk tetap
semangat berjuang meraih kesembuhan, selain itu diharapakn juga dapat
memberikan edukasi keepada masyarakat bahwa pasien stroke sangat membutuhkan
dukungan dari masyarakat untuk menumbuhkan rasa kepercayaan diri untuk bangkit
kembali. Bentuk dari kegiatan tersebut yaitu pembuatan film documenter dengan
mengikuti semua kegiatan pasien.
Intervensi merupakan
tindakan pekerja sosial yang di arahkan dengan tujuan untuk mengadakan
perubahan terhadap permasalahan yang terjadi. Dalam melaksanakan intervensi
pekerja sosial harus memiliki metode pekerjaan sosial seperti : Case work,
Group work, Community organization atau community development. Pada tahap ini
pekerja sosial medis dapat melakukan pendampingan klien yang disesuaikan dengan
jadwal terapi yang sudah ditetapkan oleh rumah sakit sesuai dengan prosedur
telah ditetapkan. Selanjutnya yaitu memasuki tahap Terminasi, merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh peksos
kepada klien bahwa kegiatan praktek peksos medis telah selesai deperti kontrak
awal yang telah menjadi kesepakatan bersama. Dalam proses ini peksos medis
mengapresiasi setinggi – tingginya kepada klien atas penerimaan dan
keterbukaanya atas proses yang telah ditempuh sejauh ini. Tahap yang terakhir
yaitu tahap Evaluasi yaitu tahap
monitoring dan evaluasi, kegiatan ini sangat diperlukan untuk
pertanggungjawaban atas kegiatan yang dilaksanakan. Monev menjadi alat
indicator untuk mengetahui faktor – faktor yang membawa keberhasilan yang
mengakibatkan kegagalan atas program yang dilaksanakan.
comment 0 comments
more_vert