Baca Juga
Perkembangan
psikologis manusia dipengaruhi oleh adanya interaksi sosial. Suatu perkembangan
menjadi sebuah perubahan yang teratut, terorganisir yang mempunyai suatu tujuan
tertentu. Salah satu aspek penting dalam hubungan orang tua dan anak adalah
pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anaknya. Selain itu perkambangan moral
menjadi revolusi penting untuk tumbuh kembang anak yang berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya. Hal ini, didasari oleh adanya perkembangan sosial
seorang anak untuk mengetahui adanya perubahan pengetahuan dan pemahaman
tentang kebutuhan – kebutuhan dalam menciptakan kebutuhan sosial dengan
peraturan atau norma hidup yang berlaku.
Teori
psikososial yang paling sering digunakan adalah teori Erik Erikson yang mmiliki
delapan tahapan secara berurutan sepanjang perjalanan hidup. Berikut tahap –
tahapanya : (1) Trust Versus Mistrust
(0-1tahun) fase ini dimulai dari usia 0-1 tahundimana pada tahap ini anak masih
sangat membutuhkan kengahatan untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Tahap ini
terjadi karena lahirnya kemampuan anak untuk dapat mempercayai dan
mengembangkan segala hope yang ia miliki, (2) Tahap Autonomy Versus Shame And Doubt dimulai pada umur sekitar 1-3 tahun
, bahwasanya di umur tersebut sang anak bisa belajar menyesuaikan diri dengan
aturan – aturan sosial tanpa banyak kehilangan pemahaman awal mereka mengenai
otonomi, (3) Intitiative Versus Guilt
merupakan tahap yang akan dimulai pada usia 3-6 tahun pada tahap tersebut sang
anak biasanya memiliki rasa percaya diri yang rendah dan tidak mau
mengembangkan harapan – harapan ketika ia akan menginjak dewasa. Namun, jika
sanga telah melewati tahap ini dengan baik maka keterampilan yang akan
diperoleh akan memiliki tujuan dalam hidupnya.
Selanjutnya
yaitu memasuki tahap ke (4) Industry
Versus Inferiority dimulai dari umur 6-12 tahun. Pada tahap ini menjadi
proses penciptaan anak untuk dapat memecahkan masalah dan bangga akan sebuah
prestasi yang diperoleh. Ego yang diperoleh adalah sebuah kompetensi, (5) yaitu
–tahap Identity Versus Role Confusion (12-18
tahun) pada tahap terjadinya masa transisi yaitu terjadinya perubahan pada
fisik dan jiwa seperti orang dewasa namun belum memasuki usia tersebut, pada
tahap ini juga disebut sebagai masa stansarisasi diri yaitu anak akan mencari
identitas dalam bidang seksual, umur dan kegiatan. Dalam tahap ini maka, peran
orang tua untuk melindungi anak menurun, namun peran kelompok atau teman
meningkat, (6) Intimacy Versus Isolation
(Masa Dewasa Muda) tahap ini dewasa muda akan mempelajari cara berinterkasi
dengan orang lain secara mendalam. Serta adanya susah untuk membentuk ikatan
sosial sehingga seringkali merasa kesepian. Jika dewasa muda dapat keluar dari
zona tersebut maka keterampilan ego yang akan diperoleh adalah cinta, (7) Generativity Versus Stagnation merupakan
(Masa Dewasa Menengah) pada tahap ini individu akan memberikan sesuatu kepada
dunia sebagai bentuk balasan atas apa yang telah dunia berikan kepada dirinya. Pada
tahap jika tidak memiliki pandangan generative akan menciptakan perasaan bahwa
hidup ini tidak berharga dan membosankan, namun jika individu dapat mengatasi
permasalahan tersebut maka perhatian yang akan ia dapatkan, (8) Ego Intetgrity Versus Despair (masa
dewasa akhir) pada masa individu akan mengingat kembali masa lalu dan melihat
bagaimana makna, ketentraman dan sebuah integritas. Pada tahap ini menjadi
tahap refleksi diri dari masa lalu yang pernah terjadi.
Untuk
mendapatkan beberapa aspek psikososial yang baik, maka diperlukan sebuah peran
keluarga dalam proses pengembangan psikososial yang baik kepada anaknya. Peran orang
tua dalam menerapkan aspek ini menjadi sebuah kunci utama untu meningkatkan
perkembangan anak, meningkatkan kemungkinan anak untuk memiliki kompetensi
secara sosial dan penyesuaian diri yang baik pada tahun selanjutnya. Selain dilihat
dari berbagai maca pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anaknya, hal ini
akan mempengaruhi perkembangan moral anak untuk melihat anak dari : konsistensi
dalam mendidik anak, sikap orang tua kepada keluarga, penghayatan dan pengalaman
agama yang dianut, sikap orang tua dalam menerapkan norma. Oleh karena itu,
perkembangan moral dengan pendidikan dengan cara penanaman secara langsung akan
mempengaruhi tingkah laku baik atau buruknya individu. Perkembangan moral
dengan cara identifikasi oyaitu mengidentifikasi atau meniru penampilan atau
tingkah laku seseorang untuk menjadi panutan sebagai tempat untuk proses
perkembangan moral yang ia miliki.
comment 0 comments
more_vert