MASIGNALPHAS2101
994769863715964068

Pengembangan Psikososial Pada Anak

Pengembangan Psikososial Pada Anak
Add Comments
Jumat, 16 Desember 2022

Baca Juga

 

Perkembangan psikologis manusia dipengaruhi oleh adanya interaksi sosial. Suatu perkembangan menjadi sebuah perubahan yang teratut, terorganisir yang mempunyai suatu tujuan tertentu. Salah satu aspek penting dalam hubungan orang tua dan anak adalah pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anaknya. Selain itu perkambangan moral menjadi revolusi penting untuk tumbuh kembang anak yang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini, didasari oleh adanya perkembangan sosial seorang anak untuk mengetahui adanya perubahan pengetahuan dan pemahaman tentang kebutuhan – kebutuhan dalam menciptakan kebutuhan sosial dengan peraturan atau norma hidup yang berlaku.

Teori psikososial yang paling sering digunakan adalah teori Erik Erikson yang mmiliki delapan tahapan secara berurutan sepanjang perjalanan hidup. Berikut tahap – tahapanya : (1) Trust Versus Mistrust (0-1tahun) fase ini dimulai dari usia 0-1 tahundimana pada tahap ini anak masih sangat membutuhkan kengahatan untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Tahap ini terjadi karena lahirnya kemampuan anak untuk dapat mempercayai dan mengembangkan segala hope yang ia miliki, (2) Tahap Autonomy Versus Shame And Doubt dimulai pada umur sekitar 1-3 tahun , bahwasanya di umur tersebut sang anak bisa belajar menyesuaikan diri dengan aturan – aturan sosial tanpa banyak kehilangan pemahaman awal mereka mengenai otonomi, (3) Intitiative Versus Guilt merupakan tahap yang akan dimulai pada usia 3-6 tahun pada tahap tersebut sang anak biasanya memiliki rasa percaya diri yang rendah dan tidak mau mengembangkan harapan – harapan ketika ia akan menginjak dewasa. Namun, jika sanga telah melewati tahap ini dengan baik maka keterampilan yang akan diperoleh akan memiliki tujuan dalam hidupnya.

Selanjutnya yaitu memasuki tahap ke (4) Industry Versus Inferiority dimulai dari umur 6-12 tahun. Pada tahap ini menjadi proses penciptaan anak untuk dapat memecahkan masalah dan bangga akan sebuah prestasi yang diperoleh. Ego yang diperoleh adalah sebuah kompetensi, (5) yaitu –tahap Identity Versus Role Confusion (12-18 tahun) pada tahap terjadinya masa transisi yaitu terjadinya perubahan pada fisik dan jiwa seperti orang dewasa namun belum memasuki usia tersebut, pada tahap ini juga disebut sebagai masa stansarisasi diri yaitu anak akan mencari identitas dalam bidang seksual, umur dan kegiatan. Dalam tahap ini maka, peran orang tua untuk melindungi anak menurun, namun peran kelompok atau teman meningkat, (6) Intimacy Versus Isolation (Masa Dewasa Muda) tahap ini dewasa muda akan mempelajari cara berinterkasi dengan orang lain secara mendalam. Serta adanya susah untuk membentuk ikatan sosial sehingga seringkali merasa kesepian. Jika dewasa muda dapat keluar dari zona tersebut maka keterampilan ego yang akan diperoleh adalah cinta, (7) Generativity Versus Stagnation merupakan (Masa Dewasa Menengah) pada tahap ini individu akan memberikan sesuatu kepada dunia sebagai bentuk balasan atas apa yang telah dunia berikan kepada dirinya. Pada tahap jika tidak memiliki pandangan generative akan menciptakan perasaan bahwa hidup ini tidak berharga dan membosankan, namun jika individu dapat mengatasi permasalahan tersebut maka perhatian yang akan ia dapatkan, (8) Ego Intetgrity Versus Despair (masa dewasa akhir) pada masa individu akan mengingat kembali masa lalu dan melihat bagaimana makna, ketentraman dan sebuah integritas. Pada tahap ini menjadi tahap refleksi diri dari masa lalu yang pernah terjadi.

Untuk mendapatkan beberapa aspek psikososial yang baik, maka diperlukan sebuah peran keluarga dalam proses pengembangan psikososial yang baik kepada anaknya. Peran orang tua dalam menerapkan aspek ini menjadi sebuah kunci utama untu meningkatkan perkembangan anak, meningkatkan kemungkinan anak untuk memiliki kompetensi secara sosial dan penyesuaian diri yang baik pada tahun selanjutnya. Selain dilihat dari berbagai maca pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anaknya, hal ini akan mempengaruhi perkembangan moral anak untuk melihat anak dari : konsistensi dalam mendidik anak, sikap orang tua kepada keluarga, penghayatan dan pengalaman agama yang dianut, sikap orang tua dalam menerapkan norma. Oleh karena itu, perkembangan moral dengan pendidikan dengan cara penanaman secara langsung akan mempengaruhi tingkah laku baik atau buruknya individu. Perkembangan moral dengan cara identifikasi oyaitu mengidentifikasi atau meniru penampilan atau tingkah laku seseorang untuk menjadi panutan sebagai tempat untuk proses perkembangan moral yang ia miliki.

 

 

ranahcahaya.com

Halo semuanya, Ranahcahaya.com merupakan sebuah situs media berbasis website dengan menyajikan informasi-informasi menarik di sebuah kehidupan. Semoga bermanfaat