MASIGNALPHAS2101
994769863715964068

Konsep Membangun Hubungan Dalam Konseling Menurut Barbara F. Okun di Tinjau Dari Perspektif Islam

Konsep Membangun Hubungan Dalam Konseling Menurut Barbara F. Okun di Tinjau Dari Perspektif Islam
Add Comments
Minggu, 13 November 2022

Baca Juga

 


Manusia merupakan mahluk social yang akan selalu bersinggungan dengan manusia yang lain. Manusia juga seringkali dihadapkan oleh banyak masalah dan banyak manusia juga yang kurang memperhatikan tentang masalah tersebut. Adakalanya masalah yang sederhana namun, ada juga masalah yang sangat kompleks. Disini kita akan membahas perihal konseling untuk saat ini banyak orang yang kurang aware terhadap sisi konseling tersebut. 

Konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan klien agar klien mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga klien merasa bahagia dan efektif perilakunya. Membina hubungan baik adalah dasar dari pemberian konseling pada klien.

Dengan adanya hubungan yang baik akan menciptakan keterbukaan dari klien terhadap konselor. Untuk dapat membina hubungan yang baik dengan klien maka tidak terlepas dari pribadi konselor, kepribadian konselor juga mempengaruhi terjadinya hubungan konseling karena klien juga akan melihat apakah konselor yang dituju dapat dipercaya dan mampu menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi klien. 

Barbara F. Okun menyatakan bahwa hubungan konseling adalah hubungan membantu memecahkan permasalahan klien yang dipusatkan pada perubahan perilaku dan tindakan klien serta mengidentifikasi pemahaman klien terhadap perasaan, perilaku dan tindakannya juga pemahaman klien terhadap perubahan lingkungan di sekitarnya. Dari penjelasan beberapa pakar konseling, menunjukkan bahwa hubungan yang baik sangat penting dalam proses konseling. Dalam Islam, hubungan ini bisa dikatakan sama dengan hubungan persaudaraan (Ukhwah) atau silaturrahmi. 

Jadi yang dimaksud dengan konsep membangun hubungan dalam konseling menurut Barbara F. Okun di tinjau dari perspektif Islam adalah rancangan pemikiran Barbara F. Okun mengenai hubungan dalam konseling yang merupakan langkah awal suatu proses konseling dapat berjalan efektif dikaji dan ditela’ah menurut pandangan Islam lewat Al-Qur’an, hadits maupun pendapat-pendapat ulama

Ada tiga ciri atau sikap pribadi konselor yang membentuk hubungan konseling dan proses konseling, yaitu keselarasan atau kesejatian, perhatian positif tak bersyarat dan pengertian empatik yang akurat. Keselarasan merupakan ciri yang paling penting. Keselarasan menyiratkan bahwa konselor tampil nyata, yang berarti sejati, terintegrasi dan otentik selama pertemuan konseling. Konselor tampil tanpa kepalsuan, pengalaman batin dan ekspresinya bersesuaian, dan bisa secara terbuka mengungkapkan perasaan-perasaan dan sikap-sikap yang muncul dalam hubungan dengan kliennya.

Konsep ini menyiratkan bahwa konselor memahami perasaan-perasaan klien seakan-akan perasaan-perasaan itu adalah perasaan-perasaannya sendiri, tetapi tanpa tenggelam di dalamnya. Dengan bergerak bebas di dunianya klien, konselor tidak hanya bisa mengomunikasikan pemahaman tentang apa yang telah diketahuinya kepada klien, tetapi juga bisa memberitahukan makna-makna pengalaman yang hanya bisa diketahui secara samar-samar oleh klien.

Hubungan konseling sangat menentukan terhadap keberhasilan proses konseling. Hubungan konseling ditentukan oleh kepribadian, pengetahuan dan skill konselor. Ketiga aspek ini menyatu dalam diri konselor sehingga dia mampu mengelola proses konseling dengan menciptakan hubungan konseling yang dapat melibatkan klien untuk selalu mengeluarkan isi hati, cita-cita, kebutuhan, tekanantekanan psikis, serta rencana hidup yang ingin dia bangun. Maka tujuan konseling mudah-mudahan tercapai, yaitu kesejahteraan klien.

Sebagian besar konselor dipengaruhi oleh tradisi kognitif-behavioral, atau oleh ide tentang hubungan profesional klien dalam pekerjaan seperti pengobatan medis, mengajar atau pekerjaan sosial yang beranggapan bahwa membangun hubungan dekat merupakan langkah awal dalam konseling, atau platform penting yang memungkinkan dibuatnya intervensi konseling yang terstruktur.

Sebaliknya, sebagian konselor yang bekerja berdasarkan tradisi psikoanalitik, melihat hubungan tersebut sebagai arena pelepasan pola hubungan disfungsional klien, dan hal tersebut memungkinkan konselor untuk mengamati perilaku klien dan mengatur penyembuhannya. Akhirnya, ada konselor dalam tradisi humanistik yang menganggap kontak autentik antar-person mengandung kekuatan penyembuhan. 

 

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan suatu proses layanan konseling sangat dipengaruhi oleh kualitas hubungan antara konselor dengan klien. Baik buruknya kualitas hubungan konseling tidak pernah lepas dari kepribadian konselor, menguasai teknik konseling serta memiliki wawasan yang luas sangatlah penting bagi seorang konselor guna untuk mencapai tujuan dari sebuah hubungan konseling.

Burks dan Steffler dalam Mochamad Nursalim memberikan gambaran yang cukup memadai, menyatakan bahwa konseling merupakan suatu hubungan profesional antara klien dengan konselor yang terlatih. Definisi ini menegaskan bahwa konseling merupakan suatu hubungan yang bersifat profesional dan mempribadi antara konselor dan klien dengan maksud mendorong perkembangan pribadi klien dan membantu memecahkan masalah yang sedang dihadapinya.

Konsep keselarasan konselor tidak mengandung implikasi bahwa hanya konselor yang mengaktualkan diri secara penuh yang bisa menjalankan konseling secara efektif. Karena konselor itu adalah seorang manusia biasa, maka konselor tidak bisa diharapkan untuk sepenuhnya otentik. Model client-centered berasumsi bahwa jika konselor selaras dalam hubungannya dengan klien, maka proses konseling bisa berlangsung.

Pengertian empatik yang akurat merupakan tugas utama konselor dalam memahami pengalaman dan perasaan klien yang muncul selama proses konseling dari saat ke saat secara peka dan akurat terutama pengalaman di sini dan sekarang. Tujuan pengertian yang empatik yaitu untuk mendorong klien agar lebih erat dengan dirinya sendiri, mengalami perasaan-perasaannya sendiri dengan lebih dalam dan intens, serta mengenali dan mengatasi ketidakselarasan yang ada pada klien.

Dari pernyataan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa hubungan konseling merupakan hubungan yang bersifat pribadi atau rahasia antara konselor dan klien. Keperibadian konselor merupakan hal penting dalam membina hubungan konseling. Empati, keselarasan, perhatian, menerima serta memahami klien merupakan kunci dari kesuksesan dalam membina hubungan konseling yang baik dengan klien.

bagian besar konselor dipengaruhi oleh tradisi kognitif-behavioral, atau oleh ide tentang hubungan profesional klien dalam pekerjaan seperti pengobatan medis, mengajar atau pekerjaan sosial yang beranggapan bahwa membangun hubungan dekat merupakan langkah awal dalam konseling, atau platform penting yang memungkinkan dibuatnya intervensi konseling yang terstruktur.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan suatu proses layanan konseling sangat dipengaruhi oleh kualitas hubungan antara konselor dengan klien. Baik buruknya kualitas hubungan konseling tidak pernah lepas dari kepribadian konselor, menguasai teknik konseling serta memiliki wawasan yang luas sangatlah penting bagi seorang konselor guna untuk mencapai tujuan dari sebuah hubungan konseling.

Hati tidak akan merasa baik, beruntung, senang, aman ataupun tenteram kecuali apabila ia telah beribadah kepada Allah dan mendapatkan cinta-Nya. Seandainya pun hati mendapatkan semua kenikmatan dan kemudahan dari segala makhluk yang ada di muka bumi ini, ia akan tetap belum merasa aman dan nyaman selama ia belum mendapatkan kedudukannya di hadapan Tuhannya.

Sesungguhnya cinta kepada Allah adalah sumber dasar dari semua cinta kepada yang lainnya. Barangsiapa yang mencintai Allah, maka ia akan mencintai semua yang mendekati-Nya. Sesungguhnya cinta manusia kepada Allah akan menjadi energi yang mampu mengarahkan perilakunya menuju kebaikan dan keridhaan-Nya.

Konsep membangun hubungan dalam konseling perspektif Islam adalah kepercayaan (amanah), kejujuran, kasih sayang (empati), toleransi, saling menghargai dan menghormati. Dalam perspektif Islam, membangun hubungan dalam konseling utamanya untuk membantu memenuhi kebutuhan klien dalam menyelesaikan permasalahan yang dialaminya juga memenuhi kebutuhan konselor sebagai bentuk ibadah kepada Allah Swt dan akan mendapatkan imbalan berupa pahala disisi Allah Swt.

Teori Barbara F. Okun pada dasarnya sesuai dengan konsep Islam, namun konsep Barbara F. Okun dalam membangun hubungan konseling sudah lebih dulu dibangun oleh Rasulullah Saw. Akan tetapi dalam konsep Islam, hubungan dalam konseling tidak hanya sebatas hubungan dengan manusia juga ada hubungannya dengan Sang Pencipta, keberhasilan dalam proses hubungan dalam konseling tidak akan berhasil tanpa izin dari Allah Swt.


ranahcahaya.com

Halo semuanya, Ranahcahaya.com merupakan sebuah situs media berbasis website dengan menyajikan informasi-informasi menarik di sebuah kehidupan. Semoga bermanfaat