Baca Juga
Intervensi dengan
masyarakat menggunakan istilah organisasi masyarakat secara bergantian
dengan konsep – konsep seperti : pengembangan masyarakat, partisipasi
warga, aksi warga, perencanaan komunitas, aksi sosial dan advokasi. Namun,
sebuah intervensi masyarakat sebuah konsep yang lebih luas daripada
pengorganisasian masyarakat karena mencakup penciptaan, pelaksanaan,
evaluasi layanan dan kebijakan berbasis masyarakat yang dirancang untuk
mempengaruhi masyarakat yang lain.
Intervensi ini lebih
berfokus terhadap proses dialogis dan meningkatkaan kesadaran kritis
masyarakat melalui penyadaran (pendidikan menuju kesadaran kritis) dan
praktis (dialektika berkelanjutan antara refleksi dan sebuah tindakan).
Salah satu tujuan dari sebuah intervensi komunitas yaitu untuk
meningkatkan kompetensi komunitas dengan mendorong kemampuan anggotanya
untuk mengidentifikasi kebutuhan mereka dalam memcahkan suatu
masalah.
komunitas mengacu pada nilai-nilai dan aturan-aturan perilaku yang dipegang secara umum, yang penghormatannya merupakan syarat-syarat keanggotaan. Sebaliknya, modernisme budaya pada pertengahan dan akhir abad kedua puluh menekankan komitmen yang terbatas, parsial, tersegmentasi, bahkan dangkal terhadap berbagai kolektivitas yang beragam—tidak ada satu pun yang memerintahkan loyalitas total individu.
Hal ini tercermin dalam
keilmuan kontemporer di mana gagasan tentang komunitas telah
diekspresikan dalam beberapa cara: sebagai ruang fisik (misalnya,
lingkungan); sebagai sekelompok orang dengan jaringan, budaya, nilai,
identitas, norma, dan institusi yang sama. Sebagai sistem sosial atau
seperangkat sistem sosial dengan berbagai aturan
untuk pemeliharaan batas
horizontal dan vertikal antara subsistem internal dan sistem eksternal;
sebagai arena konflik dan sebagai ekologi permainan.
Pola hubungan yang
berbeda ada dalam komunitas geografis dan fungsional. Hubungan vertikal
atau berorientasi gesellschaft berkaitan dengan struktur dan fungsi dan
terhubung ke sistem di luar atau di atas komunitas. Mereka cenderung mengembangkan
modal sosial “menjembatani” – yaitu, hubungan antara kelompok masyarakat dan
sumber kekuasaan, sumber daya, dan pengaruh di luar komunitas.
Sebaliknya, hubungan horizontal atau berorientasi gemeinschaft melibatkan
koneksi subsistem komunitas satu sama lain dan terutama berkaitan dengan
pemeliharaan dan fungsi proses.
Seorang praktisi
intervensi masyarakat dapat menunjukkan banyak pencapaian yang
signifikan. Mereka telah memperluas agenda kebijakan untuk mengatasi masalah
yang sebelumnya diabaikan atau terabaikan. Sebuah intervensi masyarakat
telah menciptakan sebuah proses pengambilan keputusan yang akuntabel dan
mengembangkan model perubahan, pengembangan dan perencanaan masyarakat
yang dapat di replikasi. Namun seiring dengan berjalanya waktu intervensi
yang dilakukan oleh praktisi mengalami beberapa hambatan.
Akibat dari beberapa
hambatan yang belum diketahui jalan keluarnya tersebut maka, seorang
penulis bernama Sen (2012) memperingatkan hambatan yang terjadi dalam
proses intervensi akan menghambat kemajuan sebuah intervensi di masyarakat
dan memiliki efek atau dampak rasisme dari semua dimensi. Namun, denhgan
beberapa hambatan yang terjadi mereka tetap bereksistensi dengan
melakukan intervensi makna minoritas di Amerika Serikat menajdi lebih
kompleks.
Lima belas tahun yang
lalu, dalam diskusi mereka tentang masa depan intervensi masyarakat,
Wenocur dan Soifer (1997) berpendapat bahwa banyak gerakan sosial yang
berakar pada tahun 1960-an tidak pernah benar-benar berakhir. Dengan bantuan
yayasan liberal, mereka menjadi semakin profesional, terutama dalam hal
penggalangan dana dan pelatihan (Incite! Women of Color Against Violence,
2007). Upaya pengorganisasian juga telah bergeser dari penekanan pada
konfrontasi ke kemitraan kolaboratif dengan para pemimpin bisnis dan
pemerintah daerah khususnya di sekitar pengembangan ekonomi masyarakat
(Eichler, 2007; Ohmer & Brooks, 2012). Seperti yang ditunjukkan
Delgado (1994) pada
pertengahan 1990-an, penyelenggara di komunitas kulit berwarna dan komunitas
terpinggirkan lainnya telah mengalihkan penekanan mereka dari model
berbasis geografis ke pengorganisasian berdasarkan identitas atau minat.
Jadi, disini kami dapat
menyimpulkan bahwa intervensi di masyarakat di abad kedua puluh satu akan
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : globalisasi ekonomi, migrasi
penduduk, perubahan demografi pusat kota, menurunya kepecayaan pada
kemajuan Negara. Dalam mengahadapi krisis fiscal Negara, memunculkan
masalah sosial baru seperti selang yang dihasilkan oleh perubahan iklim,
dan kegigihan devolusi kebijakan dan privatisasi. Penulis lain menekankan
peningkatan pengaruh model pengorganisasian feminis, meningkatnya
penggunaan database yang canggih, dan kesadaran yang lebih besar tentang
hubungan antara sumber pendanaan dan pengembangan strategi.
Di abad kedua puluh
satu, banyak peran intervensi masyarakat yang sudah berlangsung lama akan
terus berguna, bahkan jika mereka dimodifikasi dengan mengubah konteks.
Jika praktisi komunitas di bidang pekerjaan sosial mengikuti perkembangan
ini dan mengembangkan cara yang lebih efektif untuk menerjemahkan
retorika keadilan sosial mereka ke dalam praktik, mereka masih akan memiliki
peran yang layak untuk dimainkan dalam penciptaan institusi yang lebih
demokratis dan dalam mendorong proses pemberdayaan masyarakat.
comment 0 comments
more_vert