Baca Juga
- Mengapa kesimpulan penting dalam sebuah pelaksanaan konseling dan bagaimana konselor melakukan kesimpulan?
Sasaran sistem konseling adalah
menyediakan kondisi dimana dapat menolong klien agar bisa mengembangkan
kekuatan psikologis klien untuk mengevaluasi perilakunya sekarang dan
bisa mendapatkan perilaku yang lebih efektif. Proses belajar berperilaku efektif ini di fasilitasi dengan menciptakakanya lingkungan lomseling yang
hangat dan aplikasi berbagai prosedur konseling dapat dilaksanakan dengan
baik.
Untuk mencapai hal tersebut maka, dibutuhkan kualitas
hubungan antar pribadi yang baik antara konselor dengan klien. Konseling
sebagai sebuah profesi yang digambarkan dengan tampilan dan attitude dari
konselornya. Yang paling penting untuk dimiliki oleh seorang konselor
yaitu memiliki kualitas yang mampu membangun hubungan interpersonal yang baik sehingga menjadi motor penggerak keberhasilan sebuah
layanan.
Pribadi konselor merupakan instrument yang menetukan hasil positif
dalam proses konseling, sebab inti dari proses terepeutik dalam konseling
yaitu hubungan yang dibangun antara konselor dan konseli. Sehingga
kualitas pribadi konselor merupakan hal yang esensial bagi konselor untuk
mencapai tujuan dalam proses konseling. Sehingga, Sebuah kesimpulan harus
dibuat oleh konselor kepada klien baik itu di awal, tengah maupun akhir,
bagian dari kesimpulan ini juga menjadi bagian refleksi untuk setiap
pertemuan.
Cara membuat kesimpulan yaitu ada beberapa contohnya :
a.
Ketika isi konseling
cukup dikemas dalam sebuah tema yang umum atau sama
b. Isi telah cukup di eksplorasi dan transisi terhadap tema
baru yang diperlukan
c. Menyatukan isi cerita (hal ini dilakukan ketika isi yang
dibicarakan klien bermacam – macam atau tidak sinkronisasi)
Cara konselor melakukan kesimpulan dari masalah yang telah
di ceritakan oleh klien :
d.
Mengajak klien untuk ikut menyimpulkan
beberapa poin penting dari masalah yang dihadapi, dengan begini mengajak
klien lebih percaya diri dan meningkatkan sisi terbuka kepada konselor.
e.
Memilih data yang sesuai poin
– poin penting yang telah dibicarakan oleh klien kepada konselor yang
sesuai dengan kontrak atau tujuan konseling.
f.
Mengemas data sesuai kontrak
konseling dengan sistemastis dan mudah dipahami oleh klien.
B. Apa yang dimaksud dengan terminasi dalam konseling,
jelaskan kapan dan bagaimana konselor melakukan terminasi? Apa saja
prasyarat yang dilakukan dalam proses terminasi,
serta berikan contoh kata – kata yang bisa di ucapkan konselor dalam
proses terminasi.
Konselor merupakan pengampu pelayanan ahli
bimbingan dan konseling. Bimbingan dan Konseling sebagai sebuah profesi
digambarkan dengan tampilnya konselor yang dapat memberikan ketenteraman,
kenyaman dan harapan baru bagi klien. Untuk menjadi seorang konselor
professional haruslah menampilkan sikap hangat, empati, jujur,
menghargai, dan yang paling penting dapat dipercaya (terjaga kerahsiaan
konseli).
Ada tiga isu sentral dalam mendiskusikan
tentang kualitas pribadi konselor, yaitu : pengetahuan, keterampilan dan
kepribadian. Dari ketiga hal tersebut kepribadian merupakan hal yang
paling penting meskipun yang lain juga tak kalah pentingnya dan ketiganya
merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Kualitas pribadi
konselor merupakan faktor yang sangat penting dalam konseling. Beberapa
hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pribadi konselor menjadi
faktor penentu bagi pencapaian konseling yang efektif.
Pribadi konselor yang amat penting mendukung
efektivitas perannya adalah pribadi yang altuistis (rela berkorban) untuk
kepentingan konseli. Kepribadian konselor merupakan titik tumpu yang
berfungsi sebagai peyeimbangan antara pengetahuan mengenai dinamika
perilaku dan teraputik. Ketika titik tumpu ini kuat, pengetahuan dan
keterampilan bekerja secara seimbang dengan kepribadian yang berpengaruh pada
perubahan perilaku positif dalam konseling. Namun, ketika titik tumpu ini
lemah, yaitu dalam keadaan kepribadian konselor tidak banyak membantu,
maka pengetahuan dan keterampilan konselor tidak akan efektif digunakan,
atau akan digunakan dalam cara-cara merusak.
Kualitas kepribadian konselor, pengetahuan
mengenai perilaku, dan keterampilan konseling, masing-masing tidak dapat
saling mengantikan. Kepribadian yang baik tetapi dengan kekurangan
pengetahuan dan keterampilan ibarat seorang supir yang mengendarai mobil tidak
aman. Keyakinan bahwa kepribadian konselor merupakan kunci yang
berpengaruh dalam hubungan konseling, akan tetapi kepribadian konselor
tidak dapat mengganti kekurangan pengetahuan tentang perilaku dan
keterampilan teraputik.
§
Sedangkan tahap Terminasi
sendiri yaitu tahap mengakhiri sesi konseling dari konselor kepada klien.
Terminasi ini tidak dapat dipisahkan antara fase – fase sebelumnya yang
telah ditentukan dalam kontrak sebelum melakukan konseling. Hal – hal yang
perlu dilakukan yaitu dengan beberapa cara berikut :
o Menyiapkan kontrak sejak awal memulai konseling
o
Menetapkan batasan
waktu konseling yang sesuai dengan jelas dalam kontrak yang telah di
sepakati oleh kedua belah pihak
o
Tahap terminasi dapat
dilakukan jika tujuan konseling dari klien sudah tercapai dengan baik
o
Terminasi dapat
dilaksanakan jika klien sudah siap, sudah mampu berfikir logis dan sudah
mampu membuat keputusan(jati diri) dan mampu mencari problem
o
o solving
o
Konselor membuat
kesimpulan untuk meminta umpan balik klien
o
Meyakinkan klien
apabila terminasi adalah hal yang positif vibes untuk membentuk jati diri
kemandirian klien
o
Meyakinkan klien bahwa
terminasi bukan bagian dari akhir hubungan antara klien dengan konselor
C.
Apa saja tehnik – tehnik yang
diperlukan dalam fase eksplorasi , jelaskan dan berikan contohnya ?
Pembentukan kualitas pribadi tidak sama dengan
proses untuk memperoleh pengetahuan tentang perilaku dan keterampilan
teraputik. Kualitas kepribadian berkembang dari perpaduan yang terjadi
terus-menerus antara genetika, komsitusi, pengaruh lingkungan dan
cara-cara unik orang dalam memadukan semua itu sehingga menjadi pribadi
yang khas. Pendidikan dan pelatihan lanjut lebih berpengaruh pada
pertumbuhan secara kuantitatif dari pada kualitatif.
Atau dengan kata lain, pendidikan dan pelatihan
tidak banyak dapat membantu orang untuk berkembang menjadi dirinya
sendiri. Menjadi konselor yang baik, yaitu konselor yang efektif, perlu
mengenal diri sendiri, mengenal konseli, memahami maksud dan tujuan
konseling, serta menguasai proses konseling. Membangun hubungan konseling
(counseling relationship) sangat penting dan menentukan dalam melakukan
konseling. Seorang konselor tidak dapat membangun hubungan konseling jika
tidak mengenal diri maupun konseli, tidak memahami maksud dan tujuan
konseling serta tidak menguasai proses konseling.
Kualitas pribadi terkait erat dengan perilaku
professional, Perilaku profesional paling tidak merefleksikan tiga hal,
yaitu :
a. perilaku tidak hanya dibatasi pada setting konseling,
tetapi situasi apa saja ketika konselor menampilkan perilakunya.
b.
yang dibicarakan adalah
konteks yang seharusnya bukan sesuatu yang secara nyata ditampilkan oleh
konselor.
c.
siapapun yang mengklain
sebagai konselor
harus tunduk
pada kode etik konselor. Konselor profesional senantiasa terbentuk secara
ekologis dengan berpegang teguh pada norma-norma dan nilai-nilai (spiritual,
sosial). Perilaku profesional dilandasai oleh keyakinan dan values yang
berpengaruh pada integritas kepribadian konselor. Untuk itu
fase eksplorasi menjadi poin utama yang akan saya ulik pada soal nomor 3.
Perlu kita ketahui bahwa fase eksploarsi ada 3 yaitu :
1. Tehnik Encoraging (dukungan) / respon minimal / verbal
following
tehnik yang dilakukan konselor untuk mendukung klien agar
tersu bercerita dengan memberikan respon – respon minimal terhadapm
klien. Hal ini dapat melakukan dukungan beberapa hal seperti :
verbal (yaitu segala
sesuatu yang kita ucapkan disela – sela cerita klien) non verbal (body
language)
untuk mendorong klien supaya terus bercerita
menganggukkan kepala, ekspresi wajah yang ramah dan hangat
(senyum, kontak mata yang sejuk dll)
mengulangi kata – kata kunci dari klien dengan menggunakan
intonasi yang sedikitlebih tinggi
d. Tehnik Paraphrasing (Menangkap Pesan)
-
Yaitu tehnik menangkap pesan
dengan klien, yaitu dengan cara re- statement terhadap klien untuk
mengulang kembali esensi cerita klien
-
Memberikan umpan balik
terhadap cerita klien
-
Mengulang inti cerita
klien
v harus tunduk pada kode etik konselor. Konselor profesional
senantiasa terbentuk secara ekologis dengan berpegang teguh pada
norma-norma dan nilai-nilai (spiritual, sosial). Perilaku profesional
dilandasai oleh keyakinan dan values yang berpengaruh pada integritas
kepribadian konselor.
§
Untuk itu fase
eksplorasi menjadi poin utama yang akan saya ulik pada soal nomor 3.
Perlu kita ketahui bahwa fase eksploarsi ada 3 yaitu :
o
Tehnik Encoraging
(dukungan) / respon minimal / verbal following
o
tehnik yang dilakukan
konselor untuk mendukung klien agar tersu bercerita dengan memberikan
respon – respon minimal terhadapm klien. Hal ini dapat melakukan dukungan
beberapa hal seperti :
verbal (yaitu segala
sesuatu yang kita ucapkan disela – sela cerita klien) non verbal (body
language)
§
✔ untuk mendorong klien
supaya terus bercerita
§ menganggukkan kepala, ekspresi wajah yang ramah dan hangat
(senyum, kontak mata yang sejuk dll)
§ mengulangi kata – kata kunci dari klien dengan menggunakan
intonasi yang sedikitlebih tinggi
o Tehnik Paraphrasing (Menangkap Pesan)
§
∙ Yaitu tehnik menangkap pesan dengan klien, yaitu dengan
cara re- statement terhadap klien untuk mengulang kembali esensi cerita
klien
§
∙ Memberikan umpan balik terhadap cerita klien
§
∙ Mengulang inti cerita klien
§
∙ Bukan meniru 100% akan tetapi menggunakan kata – kata versi
konselor dengan menggunakan bahasa psikolog
§
∙ Hal ini memiliki tujuan ketika klien bercerita yaitu :
comment 0 comments
more_vert