Baca Juga
Nama lengkap Imam An Nasa’I adalah Ahmad
bin Shuaib bin Ali bin Sinan bin Bahr bin Dinar, dan diberi gelar dengan Abu > Abd al Rahman an Nasa’i.
beliau dilahirkan pada tahun
215 H. dikota Nasa’ yang masih termasuk wilayah Khurasan, kepada tempat
beliau inilah Namanya dinisbatkan.
Penamaan kota Nasa’i ini erat kaitannya
dengan sejarah penaklukan daerah tersebut Ketika pasukan islam hendak menyerbu
negeri Khurasan. Mereka harus melewati
desa ini. Sewaktu penduduk
desa mendengar akan datangnya
pasukan isla, maka semua kaum
lelakinya melarikan diri dan meninggalkan desa sehingga kita pasukan islam datang ke des aini., mereka
mendapatkan penduduknya hanya kaum wanita saja. Melihat keadaan ini pasukan islam berteriak teriak dengan
mengatakan “penduduk kota ini hanya
kaum wanita saja”, yang dalam bahasa arabnya al Nisa’, keadaaan ini membuat pasukan islam tidak jadi memerangi
penduduk desa yang hanya kaum wanitanya saja.
Maka sejak itu desa tersebut
dikenal dengan sebutan “Nasa”.
Dikota Nasa’ beliau tumbuh melewati masa kanak kanaknya, dan disini juga beliau memulai aktifitas pendidikanya
dengan mulai menghafal al qu’an dan menerima
berbagai disiplin keilmuwan dari gurunya gurunya. Tatkala beliau sudah
menginjak usia remaja, timbuil
keinginan dalam dirinya untuk mengadakan pengembaraan dalam rangka mencari
hadist Nabi. Maka Ketika usianya
menginjak 15 tahun, mulailah beliau mengadakan
perjalanan ke daerah Hijaz, Irak, Syam, Mesir dan daerah daerah lainyayang masih berada di Jazirah Arabia untuk
mendengarkan dan mempelajari hadist Nabi dari
ulama ulama negeri
yang beliau kunjung.
Dengan usaha yang sungguh sungguh
ini, tidaklah heran kalau beliau
sangat piawai dan unggul dalam disiplin ilmu hadist serta
sangat menguasai dan ahli
dalam ilmu tersebut.
Setelah
menjadi ulama hadist beliau memilih
negara mesir sebagai
tempat bermukim dan menyiarkan
dan mengajarkan hadist hadist kepada masyarkat. 3 Beliau tinggal
di Mesir ini sampai setahun
sebelum wafat, karena setahun menjelang
beliau wafat ia pindah ke
Damaskus. Disinilah terjadi suatu peristiwa yang sangat menyedihkan yang sekaligus sebab kematiannya. Beliau
meninggal di Ramlah pada hari senin tanggal 13 safar tahun 303 H.
Setahun sebelum ia meninggal dunia, ia
pindah dari Mesir ke Damaskus. Dikota inilah
beliau menulis kitab Al- Khasa>’is Ali bin Abi Thalib (keistimewaan Ali bin
Abi Thalib) yang didalamnya
menjelaskan tentang keutamaan dan keistimewaan Ali menurut hadist. Ia juga menulis kitab ini, agar
penduduk Damaskus tidak lagi membenci kdan mencaci
Ali. Ketika ia membacakan hadist hadist tentang keutamaan Ali tersebut di hadapan orang banyak, beliau diminta pula
untuk menjelaskan keutamaan Mu’awiyah bin Abi
Sufyan. Akan tetapi ia dengan tegas menjawab bahwa ia tidak mengetahui adanya hadist yang menyebut keutamaan Mu’awiyah.
Oleh pendukung bani umayah ia dianggap bepihak
kepada golongan Ali bin Abi Thalib bdan menghina Mu’awiyah, karena itu ia di aniaya dan dipukuli
oleh pendukung Bani Umayah. Ada yang menyebutkan, bahwa dalam kepayahan
dan keadaan sekarat akibat penganiayaan tersebut, ia dibawa ke negeri Ramlah- Palestina dan meninggal disana
lalu dikuburka di Damaskus. Namun menurut versi
lai dan inilah yang paling di anut orang bahwa beliau dibawa ke Mekkah, kemudia dikuburkan di antara Safa dan Marwah di
Mekkah. Ia meninggal pada usia 85 atau 88 tahun.
Dari segi fisik al Nasa’I dikenal
sebagai seorang imam hadist yang mempunyai wajah cukup ganteng, kulit putih hingga kemerah merahan.
Dalam kehidupan rohani, ia dikenal sangat raji dan
selalu melaksanakan ajaran islam dalam segala aspek kehidupan. Ia juga dikenal sangat rajin dan selalu
melaksanakan ajaran islam dalam segala aspek
kehidupan. Ia juga dikenal sebagai
orang yang sungguh
sungguh dalam beribadah
baikpada waktu malam maupun siang hari., melaksanakan ibadah puasa sunat
dan puasa daud dan tidak puasa pada
hari berikutnya secara berselang seling terus menerus, serta melakukan
haji secara kontinu setiap tahunya. dikenal sangat raji dan
selalu melaksanakan ajaran islam dalam segala aspek kehidupan. Ia juga dikenal sangat rajin dan selalu
melaksanakan ajaran islam dalam segala aspek
kehidupan. Ia juga dikenal sebagai
orang yang sungguh
sungguh dalam beribadah
baikpada waktu malam maupun siang hari., melaksanakan ibadah puasa sunat
dan puasa daud dan tidak puasa pada
hari berikutnya secara berselang seling terus menerus, serta melakukan
haji secara kontinu setiap tahunya. begitu juga dalam berjihad atau perang. beliau selalu ikut bersama dengan umat islam. ketika peperangan di mesir, beliau turut serta dalam membela agam silam dan sunah nabi. bersma dengan gubernur mesir dengan segala daya intelektual dan keberanianya.
sumber :
Ahmad bin Syua’ib al Nasa’i, Kitab Amal al Yaum wa al Lailah,
(Beirut, muasasah al kutub 1998), 11
Muhammad ibn Abu Subhah, Fi Rihab al suanh al kutub al shihab,
( Kairo, majma’ al Buhus al Islamiyah 1969), 126-127
Fattchurrahman, ikhtisar
musthalahul Hadist (Bandung,
al Ma’arif,1995),344.
comment 0 comments
more_vert