Baca Juga
Pasar
tradisional merupakan minitaur kebudayaan Indonesia multikultural yang
selaras dengan ciri bangsa Indonesia yaitu Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Indonesia
memiliki banyak ragam budaya, bahasa yang unik – unik setiap daerahnya. Banyak
etnis atau suku, karakter dan kebudayaan yang berkolaborasi untuk membentuk
sebuah karya yang begitu kental degan nilai budaya dan menjadi momen antik. Hal
ini dapat dilihat dari para pedagang yang berada di pasar tradisional dalam
menawarkan barang daganganya. Namun esensi dari tempat tersebut masih tetap
senada dengan irama yang harmonis.
Untuk
menumbuhkembangkan nilai – nilai moral dan budaya kerja produktif, memperbaiki
persepsi, pola pikir dan perilaku masyarakat ditengah – tengah perubahan arus
globalisasi. Maka, pemerintah mulai mengembangkan budaya kerja organisasi
masyarakat. Untuk itu, kualitas sumber daya manusia di tuntut untuk responsive
atau peka, penuh prakarsa sebagai bentuk value produk dari segi kuantitas dan
kualitas. Mengenai kualitas produk sendiri perlu diperhatikan beberapa aspek
antara lain yaitu kesesuaian dengan mutu yang diminati pelanggan. Untuk itu,
upaya untuk mencapai standart tersebut harus menerapkan nilai – nilai budaya
seperti :
- Nilai
sosial yang terdiri dari nilai kemanusiaan, keamanan, kenyamanan,
persamaan, keselarasan, efisinesi dan kepraktisan.
- Nilai
– nilai demokratik yang terdiri dari : kepentingan individu, kepatuhan,
aktualisasi diri, hak – hak minoritas, kebebasan atau kemerdekaan,
ketepatan dan peningkatan.
- Nilai
– nilai birokratik yang meliputi : kemampuan tehnik, spesialisasi, tujuan
yang di tentukan, tugas dalam tindakan, rasionalitas, stabilitas, tigas
terstruktur.
- Nilai
– nilai professional, termasuk : keahlian, wewenang, memutuskan, penolakan
kepentingan pribadi, pengakuan masyarakat, komitmen kerja, kewajiban
sosial, pengaturan sendiri, manfaat bagi pelanggan dan disiplin.
- Nilai
– nilai ekonomi yaitu : rasional, ilmiah, efisiensi, nilai terukur dengan materi,
campur tangan minimal dan tergantung kekuatan pasar.
Berpijak dari nilai – nilai di atas yang menjadi evaluasi dari Negara Indoensia dan pemerintahanya. Maka, kebudayaan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi nilai – nilai baru yang menjadi sikap dan perilaku manajemen dalam menghadapi tantangan baru. Salah satunya yaitu budaya kerja tahunan yang di lakukan oleh pemerintah Yogyakarta. Acara ini menjadi kawah candradimuka untuk merubah cara kerja lama menjadi cara kerja baru yang akan berorientasi untuk memuaskan pelanggan atau masyarakat setempat. Maka, dari itu adanya pasar kangen menjadi wadah pelestarian budaya jawa yang ada dikota Yogyakarta.
Dalam
gelaran momen ini terdapat beraneka ragam jajanan khas tempo dulu yang langka
akibat termakan usia. Pasar kangen tahun ini mengusung tema “Kumandahange Pasar – Ora Ucul Ora Ngebul” yang
artinya yaitu diambil karena 2 tahun vakum karena pandemic covid-19, sehingga
banyak sektor – sektor kehidupan seakan berhenti ibarat pasar ilang
kumandhange. Jika ada tempat berlangsungnya laju ekonomi yang berhenti maka,
hubungan sosial juga akan mengalami kelumpuhan. Maka, kumandhange pasar
merupakan kedaulatan pangan, kemandirian pangan, ketahanan pangan melalui
revitalisasi – reaktuliasasi pangan.
Kegiatan
ini dilakukan untuk mengenalkan, memproduksi, mengonsumsi berbagai jenis pangan
yang pernah ada dan dimiliki oleh Negara ini. Sementara makna Ora Ucul – Ora
Ngebul maksudnya yaitu semangat baru paska pandemic dalam kehidupan, dimana
yang tidak bekerja naka, tidak akan mendapatkan apa – apa. Jadi dengan
dibukanya kembali pasae kangen taman budaya menjadi sarana mengajak kembali
masyarakat local mauun non lokal untuk merasakan nilai – nilai kearifan lokal
yang tersedia. Jumlah pendaftar pedagang di tempat tersebut berkisar 1.300
peserta yang terdiri dari 170 kuliner dan 77 peserta yang menjual barang –
barang lawas, kerajinan dan komunitas seni yang menampilakn aktivitas workshop
kesenianya.
Dalam
kegiatan ini semua pedagang tidak dikenankan biaya dalam pemakaian stand untuk
ajang berjualan. Latar belakang dari kegiatan ini karena bentuk apresiasi dari
pemerintah untuk masyarakat maka, pasar kangen ini dibiayai dari dana
keistimewaan dinas kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta melalui taman budaya.
Kegiatan ini dilakukan selama sepuluh hari dimuali sejak tanggal 18 – 27
Agustus 2022. Nah bagi kalian yang tertarik untuk mengunjungi tempat ini,
penulis menjamin kalian tidak akan menyesal telah mengunjungi tempat tersebut.
Karena setiap harinya akan dimeriahkan dari berbagai pertunjukkan tradisional
dari berbagai daerah di Yogyakarta serta penampilan performa art asli dari
seniman – seniman Yogyakarta.
Respon masyarakat dengan adanya kegiatan pasar
kangen taman budaya sangatlah antusias untuk kembali mengenang keanekaragaman
makanan dan barang – barang tempo dulu. Hal ini selaras dengan nilai – nilai
kearifan lokal yang dipegang teguh oleh pemerintah setempat. Dari kegiatan
ini banyak masyarakat baik dari kalangan anak, mahasiswa, mahasiswi dan orang
tua ikut berpartisipasi untuk menyemarakkan kegiatan tersebut. Nah, untuk
kalian yang tinggal dijogja jangan sampai ketinggalan event yang sangat seru
ini ya. Sampai jumpa di pasar kangen tahun depan untukku yang lagi berjuang
untuk masa depan.
|
comment 0 comments
more_vert